Tampilkan postingan dengan label #PuisiHore2. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label #PuisiHore2. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Mei 2013

Menunggu Pagi

punggung takdir seorang pandir
tergores tajamnya ujung bibir.
menganak kepedihan meneteskan syair
pada detak malam gigil anyir.

sia-sia. kaki menjalar akar
jerat akal, menekuri mimpi hingar.
hampa. kosong berdenyar
sia-sia, nyata slalu buyar.

menunggu pagi,
dan mimpi-mimpi berlesatan mengeksekusi diri.

Puisi Karya @aa_muizz - http://butirbutirhujan.wordpress.com

Kota Mati

Mereka datang dari kota mati
Mereka yang berjubah kelam
Memanggul sabit gerhana.
Dengar!
Langkahnya berbeban — menyeret pengikat berbandul berat
Suara-suara rincing rantai diseret — menelusup pada mimpi-mimpimu
: gelisah nyali mencari-cari masa lalu.

Mencari-cari hitam dari cinta pernah putih

Aku tiba di kota mati
Mengangkang di antara rangkaian kembang hitam — puisi-puisi berbela sungkawa
Terbahak serak kemenangan pilu berkerak — berserakan keping hati.
Tak ada lagi nyali
Sebab langit tertutup raung gagak

Dan diterakan rindu menjadi cinta mati.

Puisi Karya @_bianglala - http://pelangiaksara.wordpress.com

Menunggumu

Masih ada kisah yang kutuntun, perlahan demi perlahan
Lekuk berliku-liku menanti rindu
Terkadang mendaki, undak berundak tunggu

Aku berpikir telah siap menetapkan kamu
Bahwa medan perang yang kuhadapi adalah desingan kangen, untukmu
Dan ini kesiapan untuk setia

Adakah kau punya waktu?
Adakah kau tahu seseorang menunggu?
Adakah harus kuberitahu?


Puisi Karya @dzdiazz - http://aksaralain.blogspot.com

Ini Cinta, Bukan Lainnya

Kau adalah titik
Aku tinta yang mencari jalan menujumu
Tersesat
Berputar-putar
Antara satu plot dan plot lainnya
Sibuk dengan koma, imbuhan, akhiran dan tanda baca lainnya.
Aku tanpamu, adalah kisah yang tak bisa usai.

Setelah Kau ada
Jarak antara rentang dua tanganmu
Kerap kusebut rumah
Segala tentangmu candu
Namamu, rumah kaca tempat menyemai bibit rindu
Aku menyambangimu,
namun ruang yang kau diami terlalu penuh
Aku masih menunggu
Meski terlunta di ruang tunggu.

Puisi Karya @lia3x - http://sepatahrahasia.wordpress.com

Yang Terdalam

Sudahlah Toyib, percuma kau kembali
Aku sudah begitu terluka
Dulu mungkin cinta itu buta, masih bersabar menunggu
Tapi kini membatu.

Aku sudah lupakan, sudah maafkan
Maka pergilah

Kau tak akan mampu menyelam ke palung terdalam
Riak ombak sudah terlalu menggembirakanmu

Toyib, saat ini kau hanya cerita fiksi
Fiksimini mungkin
Sejak kau kembali dan biarkan jendela itu memerah lagi

Dari aku yang menunggumu
Hanya untuk kehilangan nyawaku.

Puisi Karya @ara_damiril -  http://apura.wordpress.com

Jauh Mimpiku

Yang terbanyak kita miliki adalah ingatan.
Sebuah kenang pada jalanjalan, ruang, petang.
– selebihnya adalah katakata

Dan di sinilah aku, mereka dan menerka mana yang bisa kubawa ke masa depan sebelum akhirnya kau hilang di persimpangan.

Sementara rumah dan jendela ‘kita’ tak bisa tertutup selamanya, bukan?

Mimpimimpi yang kaumantrai,
Menjelma gelembung, jatuh pecah sebelum membumbung — oleh renik air mata yang kutabung.

15:42

Puisi Karya @empatsayap - http://4sayap.wordpress.com

Di Atas Normal

Saat kujenguk senyummu
Pada sebuah malam
Rimbun daun serupa melankolis memandangku
Lalu pucuk purnama berubah biru kelam
Aku berlari memendarkan gelak rindu begitu gempita
Sedang engkau disana
Duduk manis berselimutkan ego kekal
Meski rindu telah luber dari dadamu

Siapa yang tolol?

Kau tahu benar rindu itu menepiskan nafas
Seperti puntung rokok yang enggan mati namun tak lagi ingin menyala sempurna
Aku candu
Pada lekung sabit di pipimu
Kau candu pada remah-remah tawaku

Kita berada diatas normal
Memandang tembok serupa lekuk wajah
Lalu apa gunanya membiarkan waktu semakin tua dengan rangkaian huruf dan menepikan pertemuan?

Hujan telah gagal menebus rindu
Aku tetap berdiri di ujung senja
Dan kau tetap memeluk bulan
Berharap langit akan terbelah hingga tak ada lagi siang atau malam
Rindu telah meracau kepeningan melanggar batas normal
Kita tetap berkhayal
Dalam logika yang meradang

Siapa yang tolol?

Puisi Karya @didochacha -  http://mruhulessin.wordpress.com

Sendiri Lagi

Di depan pintu, langkah kakimu terdengar menjauh,
Seketika ada debar yang mendadak luruh,
Langit dadaku perlahan runtuh,
Seketika kilat menyambar dalam gemuruh.

Gemuruh memekakkan pendengaran menjadi tangis,
Pilu menyeruak perlahan membuat rindu terkikis,
Sendiri, aku meratapi rindu yang enggan habis,
Lalu, satu tanya keluar dari bibir tipis.

Tipis hanya segaris mengeja aksara,
Tentang tanya, “Oh mengapa?”
Tak ada jawaban kunjung kuterima,
Sebab bayangmu tak lagi nyata di pelupuk mata.

Mata tak lagi kuasa menatap lekat,
Pada senyummu yang telah menjelma pekat,
Kini kau dan aku terpisah oleh sekat,
Rindu dengan temu yang tak lagi rekat.

Rekat awalnya berakhir kehilangan arti hidup,
Sebab tanpamu akulah nyala lentera yang mulai redup,
Tertiup angin malam memantik luka paling dalam,
Sebab perpisahan adalah pilu paling kelam.

Kelam membuatku meraba-raba tentang salah,
Rasa yang sebenarnya tak kumiliki meski akhirnya aku kalah,
Aku adalah bisu dalam teriakan paling pilu,
Karenanya, aku tak inginkan pengganti dirimu sebab hati memilih kelu.

Kelu menunggu kau kembali hingga ajal,
Meski memujamu adalah jalan terjal,
Sementara aku, pengelana sunyi tak lagi mendengar suara hati,
Hanya dengan bayangmu, aku tak lagi sendiri, menunggu mati.

Puisi Karya @momo_DM - http://bianglalakata.wordpress.com

Hari yang Cerah untuk Jiwa yang Sepi

puisiku adalah kenangan-kenangan
yang biasa dirayakan dengan mabuk dan canda
di kamarmu yang porak-poranda

menyambut pagi adalah menyambut puisi
sekali lagi
di kelabu lanskap wajahmu

aku benci pagi
karena matahari, kerap membuat lelucon tentang kita

di bawah sinarnya
siluet kita akan terlihat begitu mesra

siluetku
dan siluetmu
berdansa

sampai gelap membuyarkan lamunan-lamunan fana itu
sembari berbisik
"sesungguhnya, tadi pagi kau berdansa dengan sepi"

Puisi Karya @aditya_hs - http://kanvas-hitam.blogspot.com

Menghapus Jejakmu

bebaskan aku
karna denganmu
mati rasaku

menunggu hujan

menghapus kenangan
hujan datang
bawa pengharapan

lepaskan segalanya

ciptakan dunia baru
tanpa bayanganmu
bebaskan mimpi
yang dulu terbelenggu

Puisi Karya @hatijingga - http://hujanbulanmei.tumblr.com

Terbangun Sendiri

Malam-malam gulita
tak buta dusta
tak seperti kita, buta segala

Gaun-gaun klasik pisik
tak tahan gelitik
tak seperti bilik, diam berbisik

Cumbu-cumbu merayu
tak layu-layu
tak seperti milikmu, milikku

*

“Sudah pagi, Sayang
Kita harus bersiap, berpisah.”

Tak sempat kudengar bunyi sepatumu tadi
Tak sempat kuharap terbangun begini, sendiri
Aku tak sempat berharap
Tak pernah berharap

*

Puisi Karya @ManDewi - http://mandewi.wordpress.com

Tak Bisakah

Aku di sini mencoba bertahan
Di atas cinta yang masih kurasakan

Semudah itukah kamu melepaskan
Segala cinta yang pernah kita pertahankan

Tak bisakah kamu memberi alasan
Agar aku tak terus merasa kesakitan

Saat aku bukanlah yang kamu inginkan
Tak bisakah kamu mengatakan

Saat aku terbalut kesedihan
Tak bisakah kamu coba hapuskan

Saat aku ingin melepaskan
Tak bisakah kamu menahan

Aku ingin menyerah pada perasaan
Karna bagiku sia-sia memperjuangkan

Pertanyaan 'tak bisakah' yang aku ucapkan
Nyatanya tak akan kamu hiraukan

Puisi Karya @aliflifa -  http://ceritalif.blogspot.com




Bintang di Surga

ada
bintang kesiangan
di antara larik gemawan
acap kali mengerjab ketika kutatap
serupa kerling mata milikmu yang
penyap tertutup pejam
dulu

atau
itu engkau yang mengirim pesan untukku
dengan diamdiam

engkau di aku
ada senantiasa

sebagai napas
menjadi denyut
menjelma ingatan sampai
hampaku laun ke kian
: meniada
 
Puisi Karya @melcorner - http://jejakmelctr.wordpress.com

Sendiri (Lagi)

aku benci merasa sendiri
meski aku kerap kali sendiri

tapi sekarang kau juga pergi
meninggalkan aku dalam sepi

lagi lagi harus merasa sendiri
dan juga harus menata hati

bukannya tak mau, tapi benci
jika harus menyemangati diri

aku ingin kamu ada disini
hari ini, bukan hari lain yang nanti

aku ingin kamu tetap disini
tolong, jangan pergi pergi lagi

tidakkah kau rasa kasih ini
aku sepi jika harus menyendiri

aku butuh kamu di sisi hati
bukan kamu yang lain yang aku tak mengerti

cukup sudah, jangan tanyai
aku tahu aku mungkin patut untuk sendiri

bila memang tak berniat kembali
akhiri saja semuanya sampai disini

kau mungkin takkan temukanku lagi
dalam dingin pagi yang mungkin mati

Puisi Karya @Susi_SmileKitty - http://luphly-shie.blogspot.com

Kita (dulu kala) - Semua Tentang Kita

Kita, dulu kala
Berbagi cerita, tawa dan canda
Akankah kenangan itu kau lupa?
Akankah itu menjadi segelintir kiasan semata?

Kita, dulu kala
Berbagi duka atas tangis bersama
Dulu kau bisa menghapusnya
Kini kau hanya bisa mengingatnya

Masa-masa yang indah
Dimana kita saling melangkah
Menuju satu tujuan
Tak berfikir bila ada akhir

Jangan bertanya aku masih mencintaimu atau tidak
Karena hati selalu berkata selamanya.

Puisi Karya @amaniaghina -  imaginationoflove.tumblr.com

Pesan untuk Penguntit (Menghapus Jejakmu)

Dear, Penguntitku
Mengenalmu kala itu
Sebelum kau menguntitku
Adalah sebuah pintu kegembiraan untukku
Berbagi kisah konyol juga lucu
Selama kita sama bertualang, menaklukkan waktu
*
Selalu ada kagum untukmu
Mendengar segala cerita indahnya Indonesiaku
Lewat bingkai-bingkai indah foto perjalananmu
*
Tlah banyak kaucapai puncak gunung
Tlah ribuan kilometer jalan kauarung
Aku? Satu di antara sekian banyak pendukung
*
Tak ada hak menjadi penghalang
Kar’na aku pun suka bertualang
Jadilah kita sama merdeka
Bebas berkisah, semua apa adanya
*
Berlalunya waktu
Sudah cukup membuatku mencintaimu
Tapi, aku tak ingin lebih dulu
Ingin kau saja yang mengatakan itu
*
Berhasil, kau datang padaku
Dengan sebuah impian, menggebu
Menikah, kata itu terngiang jelas di rongga telingaku
Terkesiap mendengarmu berkata begitu
Baiklah, kalau jodoh pasti bertemu
*
Sejak itu kita sama berusaha
Memulai sebuah cinta
Bertahan meski apapun mendera
Hampir dua warsa lamanya
*
Hingga sesuatu terjadi….
*
Kaubilang tak mungkin lagi
Memperturutkan kata hati
Katamu, “Sudah waktunya aku pergi”
Tercenung aku; berat, tetapi mengamini
Meluluskan permohonanmu, Kekasih hati
*
Maka tak ada lagi yang harus kusalahkan atau kusesali
Kecuali…,
Saat mengetahuimu menjadi penguntit sejati
*
Sudahlah, buat apa?
Membuntutiku tak ada guna
Hanya menyisipkan sedih di hati
Hanya menyusupkan nelangsa sendiri
*
Jangan pula katakan menyesali
Keputusan bulat yang menjadi janji
*
Apa guna?
Sudah, lupakan saja
Pergi, hapus jejak segala kenangan
Biar berlalu bersama butir-butir hujan
*
Karang, 4 Mei 2013, bakdal Magrib


Puisi Karya @phijatuasri - http://lariksyair.blogdetik.com

Sabtu, 04 Mei 2013

Belum Lagi Cukup

Ini tentang waktu yang tak mungkin kembali, seperti inginmu yang nyalang memekik.

Maka aku tuliskan salam padamu.
Pada selembar kertas surat – rapi kulipatkan layu.
— sebab suara-suara yang ragu mulai menulikanmu.

Aku belum usai bercerita kisah kita yang enggan dihabisi.
Lalu kubuka lagi untuk kutuliskan — yang mau kutuliskan.

Tetapi penaku membatu.

Haruskah berakhir, bila nyaliku tak ragu menuliskan semauku
: aku menyayangimu.

jadi, suara-suara itu saling berpandangan tetapi tak pernah saling mendengarkan *)

Puisi Karya @_bianglala -  http://pelangiaksara.wordpress.com

Cara Lain

andaikan
angin mampu menyamarkan parau suaraku
yang menyibak kangen
ke muara-muara
ditangkap jala telingamu

atau
hanya diam saja
dan kaupunguti senyap

akhirnya
tubuhmu bersuara
di tengah sibuk bingung berkecamuk

peluk
satu-satunya cara
kita menelaah rasa

Puisi Karya @dzdiazz - http://aksaralain.blogspot.com

Si Buta dan Si Bisu

Si buta dan si bisu
Duduk berdekatan
Saling menunggu

Ah, indahnya rindu
Tanpa perlu dilihat
Ataupun diucap

Indahnya cinta
Tanpa bertatap
Dan mengungkap

Penuh hati oleh rasa
Cinta sungguh maha dahsyatnya
Ruang rindu tempat bertemu
Antara si buta dan si bisu

Puisi Karya @ara_damiril -  http://apura.wordpress.com

Tak Seperti Biasanya

1/

tak seperti Biasanya
pesanmu datang di tengah malam “aku rindu, hubungi aku jika kau lihat pesan ini”

tak seperti biasanya
rindumu begitu pilu
hingga tak bisa kau tunda sampai subuh untuk menghubungiku

2/

tak seperti biasanya
malam sangat panas
dan aku tak bisa terlelap
melawan udara yang tak bersahabat

tak seperti biasanya
mataku tak mau terpejam
sesuatu mendesakku keluar

tak seperti biasanya
walau setiap malam kita saling mengucapkan selamat malam
tapi di 2:30 ini aku ingin mendengar suaramu
suaramu mengatakan
“akupun rindu kamu”

Puisi Karya @hatijingga - http://hujanbulanmei.tumblr.com