Kamis, 06 Desember 2012

Burning Giraffes and Telephone

Lukisan Salvador Dali - Burning Giraffes and Telephone
Betapa jarak itu seperti halnya ladang gurun lengang yang tandus, sayang, 
Mampu membakar kepala-kepala sekawanan jerapah yang berlari-larian. 
Jerapah yang taklain ejawantah dari segenap asa yang tak bosan memanjangkan leher, dan lantas mendongakkan ke langit sebagai doa 
: harapan bagi sua yang tak kunjung tiba. 

Dan dari tubuhmu yang tak lekang dituakan waktu, 
Tubuh yang senantiasa menari dalam ingatanku yang nyalang, telanjang, hanya berbalut kata-kata rindu yang tipis; menutupi kaki-kaki jenjangmu menujuku. 
(kata-kata itu yang pada akhirnya menumbuhkan sulur-sulur tanya dari tungkai mataku) 

“Tidakkah kau rindu pada pendar mataku, sayang, mata yang justru lebih rewel dari bibirku, mengatakan betapa aku mencintaimu?” 

Sulur-sulur tanya itu semakin memanjang, membelit-belit tubuhmu dalam ingatanku. 

Ahh,...
Tetapi siapalah aku?
Menunggumu sampai musim bersua tiba.
Ah, siapalah aku?
Aku, aku hanya kotak-kotak kayu tempat kesahmu luruh,
tempat sejumput pelukan tumbuh menjadi buah-buah angan.
Aku hanya kotak kayu!
Rapuh, termakan rayap-rayap waktu. Menunggumu.
Sementara kau, entahlah di mana,
mungkin masih berdansa dengan jerapah-jerapah yang kau bakar kepalanya.

Puisi Karya @acturindra - http://senjasorepetang.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar