Pagi ini, aku ingin menjadi puisi yang gemetar saat kau baca hingga meluruhkan seluruh nafasmu
Aku mencintaimu tanpa jeda, sepanjang usiaku. sampai bait terakhir kita meluruhkan seluruh nafas ini hingga entah.
Malam ini, aku akan memunguti ingatan yang berceceran diantara jemari yang terlepas dan punggungmu yang menjauh
aku gak kemana mana, masih dipojok kanan hatimu terduduk dengan sebuah harapan sambil bermain main dengan anak rindu
Pagi yang selalu dipenuhi kamu, seperti membuka kenangan di jalanan waktu. ingatanku terbang ke masa lalu
Di akhir perjalananku aku menemukan kesedihan terpasung gelisah, menatap nanar setiap orang yg lewat berharap ada yang menuntunya pulang.
Tiba tiba hujan pun turun membasahi atap rumahku, seperti suara gemerincing lonceng dan riaknya membangunkan kesadaran diri manusia.
Mencari bintang yang terasing dari dekapanku, mencari ke dalam bait bait puisiku yang luruh. apakah kamu bersembunyi disana?
Pandangan yg malu2,senyuman tertahan, hidung yg kembang kempis, dada yg berdebar serta wajahmu yg memerah. cinta mampu menaklukan sgalanya.
sepi yang menjelma hening terus berputar mendesing merubah kelam menjadi embun bening menatap diri mu tak bergeming
Semua hanya kenangan, semenjak kamu mengenalnya dan memberikan harapan lebih. pun, kamu mulai tak mengenal diriku. Dimana kamu.aku rindu.
Aku bukan pergi nona. tapi, hanya terlepas darimu dan sebagian dariku masih mengembara di hati dan pikiranmu. mencari tempat berteduh.
Sebab bersamamu adalah puisi yang tak pernah aku tulis. biarlah terukir di nafas dan angin yang berhembus
Semenjak kamu hilang di pelukanku, Semenjak itulah aku mulai tak mengenal dirimu. Hilang diantara pelukan orang lain.
Malam, aku rindu hujan ingin rasanya buncah di antara riaknya merasakan aromanya dan menimang rindu dibawah piasnya
Kita sepasang bayangan yang diciptakan oleh jarak menumbangkan segala rindu di jalanan waktu
Puisi karya @Datudwija - http://xoelicious.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar