Aku mengingat kamu dalam perjalanan pulang
dari taman tempat lengan kita seharusnya terentang
Mungkin kamu tak punya cukup waktu untuk datang
tak mengapa, karena aku pun tak punya cukup waktu untuk
terus sembunyi di balik bayang-bayang rindu yang belang
rindu yang mendatangkan harapan di tengah-tengah gamang
Rintik-rintik hujan mengenai rambutku ketika aku duduk menunggu
Rintik hujan yang terdengar rintih seperti tangisan perdu
karena diabaikan berpasang-pasang tubuh yang sibuk bercumbu
Perdu di tengah taman yang membatasi khayalanku tentangmu
Bagaimana aku bisa mengkhayalkan kamu sementara kamu tak ada
Kamu bukan Tuhan yang kata orang tak boleh aku visualkan
Dan kamu bukan ruh yang sudah kehilangan raga
Kamu punya alis mata yang tebalnya sama dengan suaramu
Kamu punya kaki jenjang yang mengajakku berjalan menuju masa depan
Kamu punya dada bidang tempat menyematkan rindu demi rindu
-kecuali rindu yang baru saja kamu sia-siakan
Kamu punya aku yang belum pulih
Berjalan pulang ditemani hujan rintih-rintih
dan rindu yang pedih
Dan lampu-lampu jalan yang memandangku lirih
Kelip kilat
Gemuruh langit
Langkah kaki
Nyanyian semesta lainnya
Dan aku yang ingin mencumbumu
Nanti, bila kamu sudah punya cukup waktu
–Semarang, 241112
dari taman tempat lengan kita seharusnya terentang
Mungkin kamu tak punya cukup waktu untuk datang
tak mengapa, karena aku pun tak punya cukup waktu untuk
terus sembunyi di balik bayang-bayang rindu yang belang
rindu yang mendatangkan harapan di tengah-tengah gamang
Rintik-rintik hujan mengenai rambutku ketika aku duduk menunggu
Rintik hujan yang terdengar rintih seperti tangisan perdu
karena diabaikan berpasang-pasang tubuh yang sibuk bercumbu
Perdu di tengah taman yang membatasi khayalanku tentangmu
Bagaimana aku bisa mengkhayalkan kamu sementara kamu tak ada
Kamu bukan Tuhan yang kata orang tak boleh aku visualkan
Dan kamu bukan ruh yang sudah kehilangan raga
Kamu punya alis mata yang tebalnya sama dengan suaramu
Kamu punya kaki jenjang yang mengajakku berjalan menuju masa depan
Kamu punya dada bidang tempat menyematkan rindu demi rindu
-kecuali rindu yang baru saja kamu sia-siakan
Kamu punya aku yang belum pulih
Berjalan pulang ditemani hujan rintih-rintih
dan rindu yang pedih
Dan lampu-lampu jalan yang memandangku lirih
Kelip kilat
Gemuruh langit
Langkah kaki
Nyanyian semesta lainnya
Dan aku yang ingin mencumbumu
Nanti, bila kamu sudah punya cukup waktu
–Semarang, 241112
Puisi Karya @ManDewi - http://takhanyacinta.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar