– BBZ
Lusinan kata membentang di nyalang siang langit Semarang
Dari lorong-lorong tua juga lampu-lampu jalan kota lama yang serupa potongan-potongan piktograf terhampar kian nyata
:menceritakan sekelumit cerita pada sepasang mata kamera.
Waktu-waktu tandas lekas berlalu, sementara kisah-kisah baru menggamit lekang kenang-kenangan bisu.
Dalam ingatan yang terekstrapolasi — tentang dinding-dinding retak, kolam-kolam suram, juga pada jalan-jalan yang tak lagi rapi.
Ada yang masih ingin tereja di lembaran masa; guratan-guratan agung, mematungkan segenap peristiwa-peristiwa elusif pada lensa kamera, memungut spektrum-spektrum pasi di gedung-gedung tua yang belum bosan berdiri.
Lusinan kata membentang di nyalang siang langit Semarang
Dari lorong-lorong tua juga lampu-lampu jalan kota lama yang serupa potongan-potongan piktograf terhampar kian nyata
:menceritakan sekelumit cerita pada sepasang mata kamera.
Waktu-waktu tandas lekas berlalu, sementara kisah-kisah baru menggamit lekang kenang-kenangan bisu.
Dalam ingatan yang terekstrapolasi — tentang dinding-dinding retak, kolam-kolam suram, juga pada jalan-jalan yang tak lagi rapi.
Ada yang masih ingin tereja di lembaran masa; guratan-guratan agung, mematungkan segenap peristiwa-peristiwa elusif pada lensa kamera, memungut spektrum-spektrum pasi di gedung-gedung tua yang belum bosan berdiri.
Puisi Karya @acturindra -- http://senjasorepetang.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar