Saat hujan, kita selalu merayakan ketenangan. Awan-awan berarak bergandengan tangan, menyusun helai-helai puisi tak lekang. Hingga puisi itu menderas dalam alunan tangan-tangan penyair, yang kemudian memeluk telinga-telinga kita yang mabuk oleh tiap teguk cinta. Kita masih saja menjadi rahasia dalam tenang.
Saat hujan, kita selalu merayakan kesenangan. Kamu melempar payung biru tempat para malaikat menyanyikan lagu sendu. Aku melepas sandal yang membawaku kepada kata-kata banal. Kita berlarian menembus rinai puisi yang berjatuhan dalam hati yang menampung berjuta harapan. Lalu kita tersesat dalam rimbun aksara, tertawa bersama segenap duka.Kita menyusun rahasia demi rahasia dengan senang.
Saat hujan, kita selalu merayakan kemenangan. Kamu menangkapku yang sedang dikejar rindu. Aku tertunduk malu melihat kebodohanku yang tak pernah menyadari sedang bermain-main dengan rindu yang berpadu denganmu. Kamu menang. Aku kau menangkan. Kita membiarkan rahasia sebagai pemenang.
Saat hujan, kita selalu merayakan kenangan. Kamu menguap, aku terjerembab. Kita saling melihat dalam dimensi yang tak kasat. Di sana, ada kenangan yang tak bisa kita rengkuh dalam dekap pelukan. Kini, kita merelakan rahasia itu tertidur dalam kenang.
Hujan, rindu, dan kenangan adalah suatu perayaan rahasia.Puisi Karya @aa_muizz - http://butirbutirhujan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar