Dengarkan baik-baik
karena takkan aku ulangi biar cuma sekali
Lihat aku
Cangkir di genggamanmu tak mungkin lebih tampan dari aku
Atau
Ada bayangan siapa pada genangan kopi yang kamu tatap, di antara desau?
Aku tak pandai berpuisi untuk merayu
Puisi itu kemayu
Haruskah aku berguru untuk itu?
Aku bahkan tak pandai untuk sekadar bicara
Meski katamu, jangan jera
Ya, aku berusaha
Kadang tanpa kamu sadar
Mawar-mawar yang kerap aku kirim
Kamu dengar mereka berkata apa?
Ya, ya
Aku tahu aku gagal lagi
Jadi, dengarkan aku baik-baik
Karena takkan aku ulangi biar cuma sekali
Lihat aku
Setelah itu takkan aku larang kamu untuk menemui laki-laki yang bayangannya muncul pada genangan kopi, di antara desau
Dengarkan,
bukannya aku tidak mau bilang bahwa aku cinta
Tapi aku ingin mengatakannya dengan suara
Bukan hanya tatapan mata
Puisi Karya @ManDewi - http://mandewi.wordpress.com
karena takkan aku ulangi biar cuma sekali
Lihat aku
Cangkir di genggamanmu tak mungkin lebih tampan dari aku
Atau
Ada bayangan siapa pada genangan kopi yang kamu tatap, di antara desau?
Aku tak pandai berpuisi untuk merayu
Puisi itu kemayu
Haruskah aku berguru untuk itu?
Aku bahkan tak pandai untuk sekadar bicara
Meski katamu, jangan jera
Ya, aku berusaha
Kadang tanpa kamu sadar
Mawar-mawar yang kerap aku kirim
Kamu dengar mereka berkata apa?
Ya, ya
Aku tahu aku gagal lagi
Jadi, dengarkan aku baik-baik
Karena takkan aku ulangi biar cuma sekali
Lihat aku
Setelah itu takkan aku larang kamu untuk menemui laki-laki yang bayangannya muncul pada genangan kopi, di antara desau
Dengarkan,
bukannya aku tidak mau bilang bahwa aku cinta
Tapi aku ingin mengatakannya dengan suara
Bukan hanya tatapan mata
Puisi Karya @ManDewi - http://mandewi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar