Sejumput rindu hadir
Melihat sungging senyumnya tergulir
Ia, seorang perempuan sahaja
Merdeka bersama peluh dan cita-cita
*
Tak mudah menjalani hidup
Semenjak pergi lenteranya, meredup
Separuh cinta yang dulu tertahan
Terpaksa pergi dibawa masa depan
*
Suram….
Kusam….
Pada awalnya begitulah hidup di bawah temaram
Berkalang jelaga menghitam
Namun, tak lalu ia berhenti bertahan
Tak hendak jua berkoar menyalahkan Tuhan
Meski hidup di antara hiruk pikuk kendaraan
Meski sesekali sepi hinggap di haribaan
*
Ia, seorang perempuan setengah tua
Setitik bukti bahwa kadang hidup begitu kerasnya
Tetapi bukan untuk dicari di mana salahnya
*
Segurat senyumnya seolah berkata
“Inilah aku dengan segala upaya…”
Ia, seorang perempuan setengah tua
Menjalani lakon hidup di sudut keramaian kota
*
kaki Merapi, 30 April 2013, di pagi yang dingin
**
Puisi Karya @phijatuasri - http://lariksyair.blogdetik.com
Melihat sungging senyumnya tergulir
Ia, seorang perempuan sahaja
Merdeka bersama peluh dan cita-cita
*
Tak mudah menjalani hidup
Semenjak pergi lenteranya, meredup
Separuh cinta yang dulu tertahan
Terpaksa pergi dibawa masa depan
*
Suram….
Kusam….
Pada awalnya begitulah hidup di bawah temaram
Berkalang jelaga menghitam
Namun, tak lalu ia berhenti bertahan
Tak hendak jua berkoar menyalahkan Tuhan
Meski hidup di antara hiruk pikuk kendaraan
Meski sesekali sepi hinggap di haribaan
*
Ia, seorang perempuan setengah tua
Setitik bukti bahwa kadang hidup begitu kerasnya
Tetapi bukan untuk dicari di mana salahnya
*
Segurat senyumnya seolah berkata
“Inilah aku dengan segala upaya…”
Ia, seorang perempuan setengah tua
Menjalani lakon hidup di sudut keramaian kota
*
kaki Merapi, 30 April 2013, di pagi yang dingin
**
Puisi Karya @phijatuasri - http://lariksyair.blogdetik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar