Menjelang subuh di kota. Jalanan lengang. Hanya lampu-lampu tegak di pinggir jalan menunggu dipadamkan matahari jalang.
Menjelang subuh di kota. Aroma nikotin masih menyengat. Botol-botol bir tergeletak belum mengering. Api asmara masih membara. Menyisakan bekas lipstik di sekujur tubuh, bercampur keringat, sperma, dan pikiran yang riuh.
Menjelang subuh di kota. Jalanan sepi. Bar-bar kembali terkunci. Mobil-mobil sudah kembali ke garasi. Tubuh-tubuh terkapar berantakan belum mandi.
Menjelang subuh di kota. Speaker masjid bernyanyi, meninabobokan lelap yang berjam-jam bersembunyi. Selamat malam. Selamat bermimpi.
Menjelang subuh di kota. Aroma nikotin masih menyengat. Botol-botol bir tergeletak belum mengering. Api asmara masih membara. Menyisakan bekas lipstik di sekujur tubuh, bercampur keringat, sperma, dan pikiran yang riuh.
Menjelang subuh di kota. Jalanan sepi. Bar-bar kembali terkunci. Mobil-mobil sudah kembali ke garasi. Tubuh-tubuh terkapar berantakan belum mandi.
Menjelang subuh di kota. Speaker masjid bernyanyi, meninabobokan lelap yang berjam-jam bersembunyi. Selamat malam. Selamat bermimpi.
Puisi Karya @aa_muizz - http://butirbutirhujan.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar