Menemuimu ibu, dengan segala rindu yang takzim
Ibu, segala kerut keriput kulitmu adalah monumen, pun aku pernah berada
Melampui segala batas kekuatan diri, hingga kini ditempuhi
Pelukanmu, keterbatasan dua lengan — rengkuh yang tak terkira
Ibu, adalah hilir doa-doa – menyebut namaku bagi wujud semua mimpi.
Ibu, segala kerut keriput kulitmu adalah monumen, pun aku pernah berada
Melampui segala batas kekuatan diri, hingga kini ditempuhi
Pelukanmu, keterbatasan dua lengan — rengkuh yang tak terkira
Ibu, adalah hilir doa-doa – menyebut namaku bagi wujud semua mimpi.
Puisi Karya @_bianglala - http://pelangiaksara.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar