Lukisan Frida Kahlo - The Dream (The Bed) |
1//
Di atas ranjang kayu itu aku menyaksikan tubuhmu merangkai ribuan mimpi tentang temu yang tak kunjung datang, tentang sua yang hanya sebatas angan. Dalam pejammu yang begitu dalam rindu-rinduku hanya tinggal rangka saja, kerap mengunjungimu malam-malam, diam-diam, dengan sebuket bunga yang senantiasa tumbuh dari dadaku. Dada yang sejak dulu hanya berisi kamu.
2//
Gelung-gelung awan sewarna putih tulang adalah dinding mimpi yang sangat rapuh, penyekat antara ketidak-terjagaanmu dengan ketiadaanku, kapan saja mampu dirobohkan hujan – rintik-rintik gerimis yang jatuh dari matamu. Karenanya, pejammu menyelamatkan aku dari dari hempasan-tebasan pedang-pedang kedukaan yang tersimpan di sayap-sayap waktu (tahukah kamu, betapa inginnya aku memelukmu dan menyembunyikan lara-dukamu di balik urat leherku?). Karenanya, pejammu menyelamatkan dirimu sendiri dari celoteh-celoteh kenang yang berdentang-detang lantang di telinga (tahukah kamu, aku begitu tergugu memandangi nyala di matamu yang perlahan memudar padam sebab sembab air mata merendam?). Karenanya pejammu menyelamatkan mimpi-mimpi yang urung jadi nyata.
3//
Kini aku mengerti, ada yang jauh lebih mencintaimu dari rindu-rinduku yang hanya tinggal rangka saja. Ada yang jauh lebih menyayangimu dari ribuan pucuk-pucuk bunga yang tumbuh di dadaku setiap kali kau bersedih. Ia, ranjang kayu itu. Yang selalu menghadiahkanmu mimpi-mimpi baru, yang sisi-sisinya ditumbuhi tanaman rambat, membelit erat tubuh letihmu. Tubuh yang selalu kau pakai untuk menunggu musim-musim tak lagi menjatuhkan hujan ke dalam dadamu, juga tubuh yang kau gunakan untuk menunggu rindu-rinduku yang tinggal rangka ini datang menjemputmu. Menjadikan temu tak hanya sebatas angan, tak berbatas mimpi.
Puisi Karya @acturindra - http://senjasorepetang.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar