Jumat, 04 April 2014

Lumpur

Dahulu kami di sana — tak pernah lupa orangtua, lapangan bermain, rumah, sekolah.

Di tanah yang terdahulu — yang tak pernah sama lagi.

Sawah hijau menguning Ladang yang beraneka buah Kembang berwarna Kini satu kegelapan —riwayat yang cemar

Mulut dibungkam Mata dibutakan Kaki tangan dilumpuhkan Airmata adalah lendut membatu

29 Mei 2006 Sejak itu, Dia yang berkulit kuning di bawah langit mentega Sudah lupa Dikubur lumpurnya.

Puisi karya @_bianglala - http://pelangiaksara.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar