Selasa, 22 April 2014

Matra

Dua wajah terbaca dalam segores karya Ini cuma tentang bingkai dua matra yang kadang memicu perdebatan kita Seperti juga terjadi sesiangan tadi Kala kita berkeliaran di dunia maya, menjajaki galeri

Satu bingkai karya dua matra Sekejap menghentikan jemari berpesta STOP! Selancar dunia maya pun mandheg seketika

“Hebatnya Francis Picabia …. Seorang pria, separuh rupa Tirus wajah seperti menahan kelu tubuhnya, mungkin juga pedih yang bersandar, putus asa”

Lugas kalimatmu berjejalan menyesaki udara ruang on line pameran Seolah menimpali kerumunan tanya sarat memenuhi otakku di tiap lipatannya Sayang, tak cukup waktu bibir bersuara

“Satu lagi, menurut pandanganku adalah seraut wajah seorang nona Bibir dan pendar matanya memesona Ya, mata lelakiku mudah mengenalinya”

Kedua bola mataku membalas, mengejap beberapa jeda mengerling penuh tanya,

“Kau sedang membaca pikiran mereka?”

Tanpa sadar mulutku bicara

Aku hanya heran, tiap kali berurusan dengan dua matra Bagaimana bisa kau selalu punya cara menebak apa isi pikiran, meski cuma gambar karya Membikinku hendak mendebat dan bicara sekadar menumbangkan pendapat

Sayangnya, lagi-lagi ku tak mampu Bingkai karya dua matra, dua wajah itu seolah terlalu lekat membiusmu

“Sorot mata si perempuan …. Menyimpan harap terlampau besar Mungkin karena ia cukup yakin bakal jadi istri terakhir”

Lagi, kedua mataku membelalak seketika

“Istri? Siapa?”

“Dia!”

Telunjukmu menekan monitor begitu kuatnya Tampak wajah si lelaki, berbayang jejak sidik jari Ah, kau ini! Sudah macam detektif ahli Atau mungkin kau memang Sherlock Holmes wanna be

Entahlah Bingkai dua matra selalu seru jadi tema Berdebat kita, hari ini atau seterusnya Tentang dua wajah mereka Tentang surrealis, abstrak, atau apa saja

Entahlah Mungkin ini tak cuma soal matra Ini juga tentang jiwa, tentang bagaimana cara kita memandang ke arah mana seharusnya tentang bagaimana mengindera segala rupa objek dua matra lalu berpendirian, berdebat menurut logika

-kaki Merapi, 17 April 2014, jelang malam

Puisi karya @phijatuasri - http:lariksyair.blogdetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar