Rabu, 24 April 2013

Di Muka Jendela

Perpetual Motion by Jamie Baldridge
Angin memberontak
Meniupi sekeping hati yang koyak
Nestapa ini seolah beranak-pinak
Membelenggu, seperti kotoran berkerak

*
Empat larik pagi ini
Kubingkiskan untuk dokter Windy
Ia cantik dan baik hati
Sesekali berlama-lama berada di sini
Mendengarkan aku membaca puisi

*
Aku baik-baik saja
Tetapi, mereka bilang aku gila
Berhari-hari kerjaku mematung di muka jendela
Mengawasi sesuatu yang entah, tak tahu apa
Menanti seseorang yang entah, siapa sosoknya
Aku… tak pernah ingat apa-apa

*
Hari ini dokter Windy datang lagi
Menemuiku yang mematung sendiri
Aku masih di muka jendela ini
Bukan untuk bersiap membaca puisi
Aku malah asyik memeluk sebuah kapal mini

*
Ada yang berbeda
Serentet peristiwa berkelebat di pelupuk mata

*
Kapal ini miliknya
Ia, yang selama ini kucoba mengingat tapi tak bisa

*
Dua tahun lalu ia hilang
Dany, buah hatiku semata wayang
Ia suka sekali bermain layang-layang,
berpura-pura menjadi pilot pesawat terbang
juga mengemudikan kapal seperti kakek asuhnya, Mr. Chang

*
 “Ngeng.. ngeng.. ngeng,” masih terngiang riang suaranya
Tiap kali berdiri di muka jendela
Aku seperti bisa mendengarkan celotehannya
Meski ia tak lagi ada di seberang jendela

*
Dany, masih kurasa ia berdiri di sana
Sesekali berteriak riang mengejar layang-layangnya
Sesekali menolehkan wajah ke tempatku berada
Lalu berseru, “Mama.. mama…!!”
Itu teriakan terakhirnya
Ketika sebuah mobil sporty menyambar tubuh mungilnya
Dany…, tiada kusangka

*

-Karang, 22 April 2013-

Puisi Karya @phijatuasri -  http://lariksyair.blogdetik.com

1 komentar:

  1. saran saya,,,,,,di beri artinya sekaligus,,,karena...
    selain di suruh mencari puisi ini,,,di suruh cari artinya juga////

    BalasHapus