geopolitical child watching the birth of the new man by salvador dali |
Selusin kepak mendarat di remah tanah
Menyulam tubuh pencari keabadian; pencari kehidupan baru terjanji, menjadi doa pengharapan setiap para bocah.
“Tunjuk satu daratan!” jerit wanita papa.
“Hentikan bandang lendut dari langit mentega, seseorang pasti tahu hal ini.”
Lalu ada hidup beranak-pinak dalam satu daratan.
Mengais waktu menikahi bumi dengan setia
Tetapi luntahan janji-janji si tuan kuning bermata kuning, makin menjulur menggapai leher-leher amarah
Kemudian henyak lelah terperangkap dalam pigura keegoisan
Tak bisa lari
Ada harap telanjang angkasa tentang bumi yang semakin sakit
Karena tumpah darahnya pada alis mata seekor jalak
Lalu peri bersorak sendu
“Berhenti rajam tanah dengan riuh! Berhenti! Karena tetumbuhan sebenarnya lekuk-lekuk di kelopak matamu
Dan hewan adalah darah yang mengalir dalam nadimu.”
Dan hening.
Yang mengecap manis menjahit ujarnya
Yang mengecap pahit sibuk merapal kutuk
Diterakan tanda tanya pada kening
Adakah ibu Bumi meluap angkara lagi?
Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh baik. *)
*) kutipan kitab Kejadian 1
Puisi Kolaborasi Karya @didochacha dan @_bianglala - http://mruhulessin.wordpress.com/ dan http://pelangiaksara.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar