Malam Minggu pertama di bulan kedua
Tak mengerti aku harus apa
Bayangan manis parasmu terlintas begitu saja
Semakin sering kutepis, semakin nyata
*
Hmmm… Gadis, tahukah aku lelah begini
*
Hmmm… Gadis, tahukah aku lelah begini
Memikirkanmu dan tak mampu berhenti
Mungkin salahmu sendiri
Berwajah manis, berbudi pekerti
*
Itulah mengapa, aku jadi nekat
*
Itulah mengapa, aku jadi nekat
Malam Minggu kedua semua niatku tlah bulat
Jalanan tengah malam pun ku-embat
Semua untukmu.. untuk engkau, Pencuri Hati terhebat
*
Kukejar waktu mengayun putaran roda
*
Kukejar waktu mengayun putaran roda
Menujumu, meski aku tahu orang bakal berkata apa
“Gila! Jakarta-Jogja dalam semalam saja?!”
Ah, biarlah mereka menggonggong seenaknya
Aku kini jauh lebih gila
Itu karena aku tengah jatuh cinta
Ya, kepadamu… kau, Gadis jelita
*
Kalau nanti kau bertanya dengan penasaran
*
Kalau nanti kau bertanya dengan penasaran
Seperti apa rasanya menempuh jauh perjalanan
Aku kan ceritakan
Dua belas jam beradu dengan debu jalanan
Hingga lupa mandi pagi, benar itu kulewatkan
Demi engkau, Gadis pujaan
*
Konyol, kau boleh bilang
*
Konyol, kau boleh bilang
Tetapi bukankah seorang pria memang harus berjuang?
*
Gila, kau boleh katakan
*
Gila, kau boleh katakan
Tetapi bukankah cinta bukan masalah jauh atau berdekatan?
*
Aku tahu ini gila
*
Aku tahu ini gila
Tiada mengapa…, inilah cinta, inilah kita
Kalau mereka bilang kita gila
Sudah, biarkan saja
Cinta ini cuma kita yang bisa rasa
**
-Karang, 14 April 2013, jelang subuh-
**
-Karang, 14 April 2013, jelang subuh-
Puisi Karya @Phijatuasri - http://lariksyair.blogdetik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar