Lidahku semakin kering karena fatamorgana
Mendung menantang tetapi hujan tak kunjung datang
Bagaimana menghapus dahaga?
Tak ada sungai lebar menganga
Sementara mulutku harus terus berkata-kata
Meneriakkan kecaman mewakili rakyat jelata
Kata kasihan tak bisa menunda lapar
Debu jalanan tak bisa jadi makanan
Meskipun kau taburkan bumbu kacang di atasnya
Kotoran tak akan seenak sate ayam
Lapar ini, tak seperti biasa
Ada ikan bakar pemberian entah siapa
Tak kuhiraukan
Demi seorang gadis di seberang sana
yang duduk tenang menikmati roti jamuran
Sambil menunggu lampu merah menyala
“Lemparkan kepadaku sekotak nasi Padang.”
Mungkin begitu katanya pada setiap mobil yang lewat
Sementara kamu, dari balik kaca mobilmu
hanya melemparkan senyuman
Pikirmu cukup?
Puisi Karya @ManDewi ~ http://mandewi.wordpress.com
Mendung menantang tetapi hujan tak kunjung datang
Bagaimana menghapus dahaga?
Tak ada sungai lebar menganga
Sementara mulutku harus terus berkata-kata
Meneriakkan kecaman mewakili rakyat jelata
Kata kasihan tak bisa menunda lapar
Debu jalanan tak bisa jadi makanan
Meskipun kau taburkan bumbu kacang di atasnya
Kotoran tak akan seenak sate ayam
Lapar ini, tak seperti biasa
Ada ikan bakar pemberian entah siapa
Tak kuhiraukan
Demi seorang gadis di seberang sana
yang duduk tenang menikmati roti jamuran
Sambil menunggu lampu merah menyala
“Lemparkan kepadaku sekotak nasi Padang.”
Mungkin begitu katanya pada setiap mobil yang lewat
Sementara kamu, dari balik kaca mobilmu
hanya melemparkan senyuman
Pikirmu cukup?
Puisi Karya @ManDewi ~ http://mandewi.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar