Selamat, Selingkuhan.
kerna engkau, aku sengaja melupa mandi pagi
saking lelahku membacamu dari semalaman, yang lantas
engkau lanjur memilih diam di sunyi seperti batu,
hanya untuk meniadakanku.
Menyebab suara derak di sini,
di dada sebelah kiri, dari rasarasa
yang sudah mangkrak, patah hingga
: kraaak!
Selamat, Selingkuhan.
kerna cinta tak lagi jadi obsesi. Aku dan engkau
-seperti yang engkau mau-,
syahdan di sebuah kata Kita,
tak ada aku atau engkau.
Pun kerna udara yang
engkau dan aku hiruphembuskan
telah sama sekali tak pernah akan sama.
kerna engkau, aku sengaja melupa mandi pagi
saking lelahku membacamu dari semalaman, yang lantas
engkau lanjur memilih diam di sunyi seperti batu,
hanya untuk meniadakanku.
Menyebab suara derak di sini,
di dada sebelah kiri, dari rasarasa
yang sudah mangkrak, patah hingga
: kraaak!
Selamat, Selingkuhan.
kerna cinta tak lagi jadi obsesi. Aku dan engkau
-seperti yang engkau mau-,
syahdan di sebuah kata Kita,
tak ada aku atau engkau.
Pun kerna udara yang
engkau dan aku hiruphembuskan
telah sama sekali tak pernah akan sama.
Dan sekali lagi, Selingkuhan.
dengan sekecup pesan,
sekaligus ribuan alasan untuk selamatmu
… kuucap selamat.
dengan sekecup pesan,
sekaligus ribuan alasan untuk selamatmu
… kuucap selamat.
Puisi Karya @melcorner - http://jejakmelctr.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar