Tertawa geli menatap muka di cermin
Mematut-matut bibir merah dengan gigi kuning
Hanya gara-gara dering telepon sepagi ini
Kakiku berjingkrak-jingkrak tak mau henti
Di ujung telepon kau berkata “Aku akan tiba satu jam lagi”
Kupilih gaun terbaik yang baru kubeli
Memoles bedak dan perona pipi
Lalu maskara tanpa bulu mata
Katamu aku lebih cantik bila sederhana
Bunyi ketukan pintu membuatku menghambur
Melayang anggun menuruni tangga
Kutarik napas sedalam-dalamnya
Membuka daun pintu lebar dan berlembar-lembar
Tuntas juga rinduku yang menggebu
Engkau sudah berdiri di hadapanku
Kutunggu ciuman yang memburu
Entah mengapa kau malah ambil langkah seribu
Tertawa geli menatap muka kusut di cermin
Mematut-matut bibir merah dengan gigi kuning
Hanya gara-gara dering telepon sepagi ini
Kakiku berjingkrak-jingkrak tak mau henti
Di ujung telepon kau berkata “Jangan lupa mandi pagi”
Puisi Karya @ara_damiril - http://apura.wordpress.com
Mematut-matut bibir merah dengan gigi kuning
Hanya gara-gara dering telepon sepagi ini
Kakiku berjingkrak-jingkrak tak mau henti
Di ujung telepon kau berkata “Aku akan tiba satu jam lagi”
Kupilih gaun terbaik yang baru kubeli
Memoles bedak dan perona pipi
Lalu maskara tanpa bulu mata
Katamu aku lebih cantik bila sederhana
Bunyi ketukan pintu membuatku menghambur
Melayang anggun menuruni tangga
Kutarik napas sedalam-dalamnya
Membuka daun pintu lebar dan berlembar-lembar
Tuntas juga rinduku yang menggebu
Engkau sudah berdiri di hadapanku
Kutunggu ciuman yang memburu
Entah mengapa kau malah ambil langkah seribu
Tertawa geli menatap muka kusut di cermin
Mematut-matut bibir merah dengan gigi kuning
Hanya gara-gara dering telepon sepagi ini
Kakiku berjingkrak-jingkrak tak mau henti
Di ujung telepon kau berkata “Jangan lupa mandi pagi”
Puisi Karya @ara_damiril - http://apura.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar