Semalam aku memimpikan kamu. Lagi.
Dan pagi aku terbangun, cericit burung ramai sampai angin lembut-lembut menyapa kepalaku.
Ada yang diam mematung; cahaya matahari dan aku yang masih memangku bunga pejam semalaman, sampai lupa mandi pagi.
Satu deguban, menampar lamunku.
Terperanjat pada waktu yang menyadarkan, bahwa sudah lebih dari enam puluh delapan hari aku tak menemu tatap matamu.
Aku menghitung dengan benar sejak pergimu. Sejak harus kutata sendiri rindu-rindu yang terus merengek setiap hari.
Aku menatap tiap detik jarum jam yang terus berputar.
Membiarkan sel tubuhku menahan sesuatu untuk berseru.
Kamu hanya mengirim kata-kata dari kumpulan huruf rindu penenangmu--penghiburku.
Jawabanku; "pun juga aku kepadamu", begitu selalu.
Puisi Karya @dzdiazz - http://aksaralain.blogspot.com
Dan pagi aku terbangun, cericit burung ramai sampai angin lembut-lembut menyapa kepalaku.
Ada yang diam mematung; cahaya matahari dan aku yang masih memangku bunga pejam semalaman, sampai lupa mandi pagi.
Satu deguban, menampar lamunku.
Terperanjat pada waktu yang menyadarkan, bahwa sudah lebih dari enam puluh delapan hari aku tak menemu tatap matamu.
Aku menghitung dengan benar sejak pergimu. Sejak harus kutata sendiri rindu-rindu yang terus merengek setiap hari.
Aku menatap tiap detik jarum jam yang terus berputar.
Membiarkan sel tubuhku menahan sesuatu untuk berseru.
Kamu hanya mengirim kata-kata dari kumpulan huruf rindu penenangmu--penghiburku.
Jawabanku; "pun juga aku kepadamu", begitu selalu.
Puisi Karya @dzdiazz - http://aksaralain.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar