Almanak itu sudah menua sendiri tergantung pada dinding luka lapuk
Dari waktu ke waktu
Dari waktu ke waktu
Dari waktu ke waktu
Aku bertatap pandang pada almanak itu.
Aku menantinya berganti baru.
Dari waktu ke waktu
hingga tiba almanak tua dan bisu pada dinding luka lapuk mengataiku: “kau lupa mandi pagi, kepala batu.”
Puisi Karya @_bianglala - http://pelangiaksara.wordpress.com
Dari waktu ke waktu
ada yang masih bermain hujansebab reda hujan sore, tanah lapang berganti warna baru.
menari membasuh cucuk stigmata penebusan
Dari waktu ke waktu
sisa hujan melepas serbuk debu menyembur di penghujung musimnya.– melukai mata mengusap pedih keraguan.
Dari waktu ke waktu
Aku bertatap pandang pada almanak itu.
tak hendak berhitung; tak ingin menunjukAlmanak itu menungguku;
Aku menantinya berganti baru.
tanpa lelah
Dari waktu ke waktu
hingga tiba almanak tua dan bisu pada dinding luka lapuk mengataiku: “kau lupa mandi pagi, kepala batu.”
Puisi Karya @_bianglala - http://pelangiaksara.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar