Sabtu, 13 April 2013

Sang Pengeja Rindu

Serpasang-pasang mata membeku dalam tatap,
Diam dalam harap,
Pada sepasang mata rindu telah menetap,
Menyisakan rindu dan airmata yang meratap.

Berpuluh-puluh bibir bisu dalam keriuhan,
Mengeja rindu satu per satu dalam kesepian,
Pada selengkung bibir kekasih pujaan,
Meneteskan liur dalam doa kekaguman.

Beratus-ratus hidung tenang dalam kekalutan,
Mencari aroma rindu atas segala kekaguman,
Pada satu indera penciuman yang tak mengenal kerinduan,
Mencium makna cinta adalah kesalahan.

Tentang rindu yang hanya satu-satunya telah lebur,
Pada hati yang kedalamannya tak terukur,
Puan… Adakah satu di antara seribu itu rinduku yang luhur?
“Iya,” jawabmu jujur.

Lalu, ke manakah bibirku hendak mencumbu?
Sedang rindumu bukan hanya milikku.
Rindu yang menjelma tetes asa mengharu biru,
Atas hati yang tak tahu malu.
Siapalah aku bagimu?

Mataram, 10 April 2013 (08:40 Wita)

Puisi Karya @momo_dm - http://bianglalakata.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar